SeputarBoltim.com – Kabupaten Bolaang Mongondow Timur (Boltim) ternyata menjadi daerah asal penyumbang ekspor ikan tuna terbesar melalui eksportir di Provinsi Sulawesi Utara (Sulut).
Hal itu diungkapkan Kepala Dinas Perikanan Kabupaten Boltim, Nasarudin Paputungan.
Menurutnya, 90 persen ikan tuna hasil tangkapan nelayan Kabupaten Boltim menjadi bahan ekspor asal Sulut ke negara-negara tertentu. Hanya 10 persen yang jadi bahan konsumsi masyarakat lokal.
“Pada tahun 2020 saja terdapat 7.605 ton total produksi perikanan tangkap di Boltim dan hampir 1.000 ton itu adalah ikan tuna. 90 persen hasil tangkap nelayan kita jadi bahan ekspor,” ujar Nasarudin saat Rakor Gugus Tugas Reforma Agraria Kabupaten Boltim, Rabu 18 Agustus 2021.
Menurutnya lagi, dari segi kualitas, ikan tuna Boltim berada di grade B.
“Sehingga nilai jualnya di tingkatan nelayan tangkap rendah. Rata-rata pengusaha ekspor tuna membeli ikan tuna ke nelayan senilai Rp 35.000 sampai Rp 45.000 per kilogram,” ungkap dia.
Dengan fakta ini, lanjut Nasarudin, sektor perikanan khususnya produksi ikan tuna cukup menjanjikan bagi daerah.
“Gubernur Sulut juga sampaikan bahwa kontribusi bidang perikanan terhadap pertumbuhan ekonomi di Sulut sebanyak 7,3 persen, cukup signifikan,” jelasnya.
Sekretaris Daerah (Sekda) Boltim Sonny Warokka menjelaskan, kedepan Pemkab Boltim perlu lakukan pendataan, laporkan perkembangan produksi ikan tuna kita yang keluar. Sayang juga sebab ikannya dari daerah kita tapi diekspor oleh daerah lain atas nama bukan daerah kita,” sebut Sonny.
Dia juga menjabarkan, untuk menjaga kualitas ikan tuna hasil tangkapan nelayan Boltim, dibutuhkan rantai pendingin.
Alat ini, kata dia, bisa diusulkan ke kementrian terkait selagi Boltim bisa menyajikan data akurat tentang hasil produksi ikan tuna yang ada di daerah.
Sesuai data yang dipaparkan Dinas Perikanan Boltim, total produksi ikan tuna pada 2020 sebesar 835,15 ton dari total produksi tangkap boltim dari 7.605 ton. Angka itu berada di posisi ketiga setelah produksi ikan kembung 889,54 ton dan ikan lajang 846,63 ton.
(Red)