Istri Kewalahan Dengan KB Suntik, Suami Bulat Jalani Vasektomi

Salah satu peserta vasektomi (duduk) ditemui Kepala Perwakilan BKKBN Sulut Diano Tino Tandaju dan Sekretaris TP PKK Boltim Rosita Pobela. Akseptor KB ini menyampaikan motivasinya mengikuti program tersebut.

SeputarBoltim.com – James Tanaka, warga Desa Tobongan, Kecamatan Modayag, bulat mejalani vasektomi setelah berembug dengan istrinya.

Pria berusia 37 tahun ini mengaku menjalani program ‘KB pria’ ini lantaran sayang kepada sang istri.

“Istri mengeluh sakit karena selalu disuntik KB, sementara kami berencana tidak lagi menambah anak. Akhirnya kami bersepakat supaya saya jalani vasektomi,” kata James, usai menjalani operasi kecil vasektomi di Puskesmas Tutuyan, Selasa 26 Oktober 2021.

Menurutnya, menjadi akseptor KB selain karena permintaan istrinya juga karena keinginannya sendiri.

“Jadi ini keputusan bersama (suami-istri). Iya, kasihan (kewalahan disuntik KB),” ketusnya.

James sendiri sudah memiliki empat orang anak. Anak sulungnya berusia 16 tahun dan yang bungsu berusia dua tahun.

“Sudah empat anak, sudah (lebih) dari cukup,” tambah pria yang berprofesi buruh lepas ini.

Selain James, Sors Tumbel, 32 tahun, juga mengikuti vasektomi.

Sors mengaku sudah memiliki tiga anak. Dia dan istri sama-sama bersepakat untuk tak lagi menambah keturunan.

Dia pun menceritakan pengalamannya menjalani operasi vasektomi.

“Hanya terasa sedikit sakit waktu disuntik (penghilang rasa sakit), setelah itu tidak sakit lagi. Hanya beberapa menit saja menjalani operasi,” ungkap Sors.

Steni Poluan penyuluu BKKBN Kecamatan Modayag menjelaskan, tiap akseptor akan diberikan uang senilai Rp 1,5 juta.

Uang ini, kata dia, sebagai pengganti waktu bagi akseptor.

“Sebab mereka harus istrahat, tidak bekerja selama tiga hari untuk pemulihan. Makanya diberikan uang tersebut,” kata Steni.

(Red)

Pos terkait