SeputarBoltim.com – Usaha daun woka atau janur yang digeluti Sudi Haryanto, 40 tahun, di Desa Tutuyan, Kecamatan Tutuyan, Kabupaten Bolaang Mongondow Timur (Boltim), memberinya keuntungan puluhan juta rupiah setiap bulan.
Hadi, warga asal Lombok, Nusa Tenggara Barat, menggeluti usaha daun woka sudah sejak lama.
Dua tahun terakhir, ayah tiga anak ini mengembangkan usahanya itu di Desa Tutuyan.
Kepada seputarboltim.com, Sudi menceritakan perihal usaha yang masih jarang digeluti warga ini.
“Di sini (Boltim) masih banyak bahan bakunya. Kadang saya juga beli dari penampung di Kabupaten Bolsel, saya punya empay penampung di sana,” katanya.
Dia membagi bahan bakunya dalam dua kategori. Yaitu bahan baku ukuran super dengan ukuran panjang 1,2 meter, dan kategori lokal 1,19 meter-1,15 meter.

“(Bahan baku) janur mentahnya yang super saya beli Rp 2.000 per buah, yang lokal Rp 700 per buah,” tuturnya.
Bahan baku berupa daun woka yang baru diambil, selanjutnya direbus dan dijemur.
Proses penjemurannya bisa memakan waktu tiga hari.
“Janur yang mentah kita rebus untuk menghilangkan getahnya, dan supaya cepat kering ketika dijemur,” jelasnya.
Setelah daun woka sudah kering, proses berikutnya adalah pewarnaan.
Caranya, daun dicelupkan ke wadah berisi air dan pewarna yang sudah dipanaskan.