SeputarBoltim.com – Meski berada di masa pandemi Covid19, desa-desa masih bisa bertumbuh, berinovasi serta bahkan bisa semakin berkembang.
Optimisme ini digaungkan oleh para pemateri dalam diskusi Mufakat Perubahan Ketiga sesi empat yang digagas Kawan Perubahan dengan tema ‘Strategi Pembangunan Desa di Masa Pandemi: Menjaga Hak dan Kepentingan Publik’, di BPU Buyat II, Kecamatan Kotabunan, Jumat 13 Agustus 2021.
Salah satu pemateri, Staf Khusus Bupati Boltim Hendra Dj Damopolii, menuturkan bahwa sudah saatnya semua pihak termasuk pemerintah desa keluar dari krisis pandemi Covid19.
Pandemi ini, kata Hendra, tidak boleh ‘memblokir’ pola pikir, kreativitas dan inovasi desa dalam membangun.
“Sudah saatnya membangun optimisme baru untuk keluar dari krisis pandemi Covid19. Kita harus berhenti panik dari kondisi pandemi. Harus bangkit melawan pandemi,” kata Hendra.
Dia juga mengapresiasi hasil penelitian Max Sudirmo Kaghoo yang dipaparkan dalam materinya dengan judul ‘Boltim Maju Meski Dihadang Pandemi’.
“Hasil penelitian Max Sudirno Kaghoo sangat dibutuhkan oleh pemerintahan saat ini. Rekomendasi-rekomendasi yang disampaikan tentu perlu untuk ditindaklanjuti,” tambahnya.
Max Sudirno Kaghoo, penulis buku sekaligus peneliti tentang desa mempresentasikan kondisi desa-desa di Kabupaten Boltim di masa pandemi Covid19.
Kata dia, ada sejumlah desa yang bertumbuh baik di masa pandemi. Salah satunya adalah desa Paret dan Buyat I di Kecamatan Kotabunan.
Kedepan, kata Kaghoo, dia optimistis desa-desa di Boltim akan makin berkembang, maju bahkan mandiri jika dilakukan Strategi optimalisasi inovasi desa dengan pelibatan aktif dinamisator, inovator dan fasilitator.
“Boltim peringkat tiga dalam indeks pembangunan desa dengan nilai 0,6958 di tahun 2021 dan pertumbuhan 7 persen. Ini cukup bagus di masa pandemi,” jelasnya.
Selain Hendra Damopolii dan Max Sudiro Kaghoo, pemateri lain dalam diskusi itu yakni Rully Halaa sebagai Tenaga Ahli Pemberdayaan Masyarakat Boltim dan Camat Kotabunan Ahmad Alheid.
Sementara itu, pendiri Kawan Perubahan Irvan Basri menjelaskan, Kawan Perubahan masih akan melanjutkan Mufakat Perubahan Ketiga di sesi berikutnya.
“Perubahan tidak boleh berhenti oleh krisis kesehatan, pangan dan ekonomi. Hari ini adalah sesi keempat dari rencana 30 sesi yang akan dibahas pada Mufakat Perubahan Ketiga,” terang Irvan.
(Red)