SeputarBoltim.com – Korban bantuan Rumah Tinggal Layak Huni (RTLH) sumbangan para guru tahun 2018 ternyata lebih dari satu kepala keluarga (KK).
Diberitakan sebelumnya, pasangan suami istri Aswar Wangkai dan Reni Paneke, di dusun II, Desa Motongkad Selatan, tidak mendapatkan bantuan fisik RTLH meski secara simbolis bantuan kepada mereka telah diserahkan oleh Bupati Boltim Sehan Landjar pada 2018 silam.
Namun, bantuan senilai Rp 17,5 juta sumbangan guru-guru di Boltim tak kunjung direalisasikan.
Terbaru, kasus serupa kembali ditemukan. Kali ini dialami oleh warga Desa Kayumoyondi, Kecamatan Tutuyan. Mereka adalah pasangan suami istri Iwan Ukas dan Senny Raden.
Keduanya mengaku menjadi penerima bantuan RTLH sumbangan para guru di momen peringatan Hari Guru Nasional 2018 lalu.
“Mereka (diduga pihak Dinas Pendidikan) menyuruh gali pondasi sebab katanya (RTLH) sudah akan dibangun tapi sampai sekarang bantuan tidak pernah ada,” sebut Senny Raden.
Dia mengaku tak bisa berbuat dan hanya menunggu kapan realisasi bantuan tersebut.
“Sudah tiga tahun tidak ada (realisasi bantuan),” tambahnya.
Sebelumnya, Kepala Dinas Pendidikan Boltim Yusri Damopolii menyatakan, bantuan RTLH sumbangan para guru tidaklah fiktif.
Menurutnya, bantuan tersebut belum terealisasi ke penerima karena pihak kontraktor pelaksana pembangunan RTLH mengalami musibah.
Namun, Yusri tak memberi kepastian, apakah bantuan itu masih dapat terealisasi di 2021 ini atau tidak.
(Red)